Teknik Sampling Dalam Penelitian
Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian berdasarkan statistikian dan pakar akan dijelaskan pada kesempatan ini. Teknik
sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel. Jadi,
sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan
sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek
penelitian.
Pengertian Teknik Sampling Menurut Ahli
Pengertian teknik sampling menurut
Sugiyono (2001) adalah: Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). Pengertian teknik sampling
menurut Margono (2004) adalah: Teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Baca Juga: Populasi dan Sampel.
Langkah Dalam Teknik Sampling
Menurut Dalen (1981), beberapa langkah yang harus diperhatikan peneliti dalam menentukan sampel, yaitu:
1. Menentukan populasi,
2. Mencari data akurat unit populasi,
3. Memilih sampel yang representative,
4. Menentukan jumlah sampel yang memadai.
1. Menentukan populasi,
2. Mencari data akurat unit populasi,
3. Memilih sampel yang representative,
4. Menentukan jumlah sampel yang memadai.
Jenis teknik Sampling
Untuk menentukan sampel dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik
sampling berdasarkan adanya randomisasi, yakni pengambilan subyek secara
acak dari kumpulannya, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sampling
nonprobabilitas dan sampling probabilitas. Teknik-teknik sampling
tersebut dapat dilihat pada skema berikut.
Baca juga: Metode Penelitian.
Menurut Sugiyono (2001), untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis ditunjukkan
pada diagram berikut ini
Dari diagram di atas menjelaskan pada
kita bahwasanya teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
Yang termasuk ke dalam kelompok
probability sampling antara lain: simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling,
dan area (cluster) sampling (disebut juga dengan sampling menurut
daerah).
Sedangkan yang termasuk ke dalam jenis
nonprobability sampling antara lain: sampling sistematis, sampling
kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan
snowball sampling.
Baca juga: metodologi penelitian.
Berikut penjelasannya:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel probability
sampling meliputi:
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dinyatakan simple
(sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Simple random sampling adalah teknik
untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.
Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil
memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili
populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen. Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling
dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan
simple random sampling dapat dilakukan dengan metode undian, ordinal,
maupun tabel bilangan random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini
cukup sederhana, tetapi dalamprakteknya akan menyita waktu. Apalagi jika
jumlahnya besar, sampelnya besar
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling
biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat membuat strata.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random
Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya
berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Cluster Sampling (Area Sampling) juga
cluster random sampling. Teknik ini digunakan bilamana populasi tidak
terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok
individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas.
Kelemahan teknik ini dapat dilihat dari
tingkat error samplingnya. Jika lebih banyak di bandingkan dengan
pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit memperoleh
cluster yang benar-benar sama tingkat heterogenitasnya dengan cluster
yang lain di dalam populasi.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik
yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini
antara lain:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.
Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling.
Setelah jatah terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan
didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana setiap
kasus dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu
sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.
c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental,
pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung saja
mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan
berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30
orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik
penentuan sampel yang awal mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini
disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan
sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada
penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.
Pemilihan Jenis Teknik Sampling
Pemilahan jenis teknik sampling
probabilitas dan nonprobabilitas didasarkan adanya randomisasi atau
keacakan, yakni pengambilan subjek secara acak dari kumpulannya. Dalam
hal randomisasi berlaku, setiap subjek penelitian memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan anggota sampel sejalan dengan anggapan bahwa
pada dasarnya probabilitas distribusi kejadian ada pada seluruh bagian.
Baca juga: Menghitung Besar Sampel Penelitian.
Pemilihan teknik sampling harus
berdasarkan 2 hal penting yaitu, reliabilitas dan efisiensi. Sampel yang
reliable adalah sampel yang memiliki reliabilitas tinggi. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa semakin kecil kesalahan sampling, reliabilitas
sampling semakin rendah. Jika dikaitkan dengan varian nilai statistiknya
berlaku kriteria bahwa semakin rendah varian, maka reliabilitas sampel
yang diperoleh semakin tinggi pula.
Demikian statistikian telah membahas dan menguraikan secara singkat perihal teknik sampling berdasarkan para ahli. Semoga dapat bermanfaat.
Definisi Sampling Serta
Jenis Metode dan Teknik Sampling
Eureka Pendidikan. Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan
sebagai bagian dari populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan
karakter dari populasi. Sebagai gambaran sederhana sampel dibutuhkan
sebagai acuan untuk memberi gambaran sederhana seperti seseorang yang
membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih
secara rambang (Random) dari rambutan yang dijajakan untuk menghindari
adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah rambutan yang
dicicipi akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan yang
ada.
Dalam penelitian pendidikan objek penelitian biasanya akan berlaku pada
peserta didik, mahasiswa, guru atau lembaga pendidikan. Kumpulan dari
objek biasanya memiliki volume yang cukup besar selanjutnya disebut
populasi penelitian. Volume yang cukup besar ini kemudian dapat diamati
dengan menarik beberapa sampel yang mewakili populasi dengan alasan
yang berbagai macam tentu saja dengan tujuan yang utama adalah
terlaksana sebuah penelitian dengan benar sehingga jika desain dari
sebuah penelitian mengharuskan penggunaan populasi, maka pengambilan
sampel tidak diperbolehkan dan begitu pula sebaliknya, sebuah penelitian
yang tidak memperbolehkan melakukan treatment pada seluruh populasi
maka pengambilan sampel penelitian adalah sebuah keharusan.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Keterangan:
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidik
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidik
Definisi Sampling Serta
Jenis Metode dan Teknik Sampling
Eureka Pendidikan. Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan
sebagai bagian dari populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan
karakter dari populasi. Sebagai gambaran sederhana sampel dibutuhkan
sebagai acuan untuk memberi gambaran sederhana seperti seseorang yang
membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih
secara rambang (Random) dari rambutan yang dijajakan untuk menghindari
adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah rambutan yang
dicicipi akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan yang
ada.
Dalam penelitian pendidikan objek penelitian biasanya akan berlaku pada
peserta didik, mahasiswa, guru atau lembaga pendidikan. Kumpulan dari
objek biasanya memiliki volume yang cukup besar selanjutnya disebut
populasi penelitian. Volume yang cukup besar ini kemudian dapat diamati
dengan menarik beberapa sampel yang mewakili populasi dengan alasan
yang berbagai macam tentu saja dengan tujuan yang utama adalah
terlaksana sebuah penelitian dengan benar sehingga jika desain dari
sebuah penelitian mengharuskan penggunaan populasi, maka pengambilan
sampel tidak diperbolehkan dan begitu pula sebaliknya, sebuah penelitian
yang tidak memperbolehkan melakukan treatment pada seluruh populasi
maka pengambilan sampel penelitian adalah sebuah keharusan.
Definisi Sampling Serta Jenis Metode dan Teknik Sampling penelitian
pendidikan
Sumber Gambar : Wikipedia.org
A. Definisi Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik
dari populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil
sebagian dengan kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan
kualitas dari populasi dengan kata representatif. jumlah dari sampel
tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini bergantung pada
pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada penelitian
menganai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan seluruh darah
dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup
untuk digunakan utnuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki,
kepala atau tangan dari pasien.
Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan jumlah harus terpenuhi
sehingga ada aturan baku mengani sampel minum yang harus diambil dalam
sebuah penelitian. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari
sampel yang diambil. Sebagai contoh sebuah penelitian mengenai daya beli
di kabupaten Gowa. mengambil lima orang sampel sebagai wakil dari
populasi tidak cukup untuk mewakili seluruh populasi. Selain dari
kualitas, pada sebuah penelitian yang membutuhkan statistik inferensi,
jumlah sampel minimal harus disesuaikan dengan jenis analisis statistik
yang digunakan terutama untuk distribusi data dari sampel.
B. Tujuan Pengambilan Sampel
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, pengambilan sampel pada
sebuah penelitian hanya dilakukan jika sampel adalah sebuah keharusan.
Dasar yang digunakan dalam pengambilan sampel diakibatkan oleh alasan
bersifat konstruktif, destruktif, atau alasan yang bersifat teknis
sehingga sampel adalah satu-satunya solusi. Adapun alasan yang bekenaan
dengan pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Percobaan yang bersifat merusak
Percobaan yang bersifat merusak membutuhkan sebuah sampel dan diambil
seminimal mungkin agar dapat menekan resiko selama percobaan
dilaksanakan. Hal yang paling baik digunakan sebagai contoh dalam kasus
ini adalah uji glukosa darah seseorang atau daya tahan hewan ternak di
kabupaten Sleman terhadap kadar besi dalam air. Dalam kasus ini
pengujian darah digunakan seminimal mungkin selama kadar glukosa dalam
dalam dapat diketahui karena tentu saja sangat berbahaya jika mengambil
sebagian darah dari pasien.
Pada kasus hewan ternak, kemungkinan mengambil satu ekor hewan ternak
tidak mewakili populasi karena adanya perbedaan dari setiap individu
dari masing-masing hewan. Masalah ini dapat ditangani dengan cara
mengelompokkan hewan tersebut berdasarkan makanan pokok yang diberikan
oleh peternak, berdasarkan ketinggian dan lokasi peternakan atau
berdasarkan jenis hewan yang diternakkan. Sampel yang digunakan kemudian
dicukupkan sampai seluruh karakteristik dari populasi.
2. Masalah Teknis Penelitian
Pada sebuah penelitian yang bersifat psikologi jumlah sampel besar akan
menghasilkan data yang lebih variatif dan lebih lengkap dibandingkan
dengan jumlah sampel sedikit. Semakin banyak sampel yang digunakan
semakin baik namun ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan
peneliti untuk mengakhiri jumlah sampel yang digunakan. Hal ini terkait
masalah teknis penelitian yakni terkait masalah dana, waktu dan
keakuratan data. Peneliti harus pandai melihat kondisi data yang
diambil, pada saat data sudah jenuh atau tidak menunjukkan perubahan
sama sekali sebaiknya pengumpulan data dihentikan karena hanya akan
menghabiskan waktu, dan biaya. Pada kasus tertentu beberapa peneliti
bahkan bermasalah pada proses memasukkan data karena jumlah sampel yang
berlebih.
Hal yang paling penting diperhatikan dalam kasus teknis adalah data
penelitian. Penghentian dilakukan ketika data yang dikumpulkan sudah
jenuh dan tidak menunjukkan perubahan atau bisa jadi tidak ada jenis
statistik inferensi yang sesuai dengan jumlah data yang sangat besar
sehingga pengambilan data yang besar menjadi sia-sia. Sebagai contoh
berdasarkan pengalaman penulis, pada pengukuran dan analisis kualitas
item soal dengan menggunakan RASH model, Analisis data yang
terdistribusi mulai dari rantang 100 sampai dengan 1000 masih
menunjukkan perubahan nilai dari setiap item namun jika sampel yang
digunakan lebih dari 1000 misalnya 1500 atau 2000 responden, hasil
analisis kualitas soal tidak menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga
pengambilan kelebihan 500 responden menjadi sia-sia.
C. Syarat Pengambilan Sampel
Sampel harus memiliki seluruh kriteria dari populasi oleh karean
pertimbangan pengambilan sampel harus memiliki dua kriteria yakni
1. Presisi
Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang mungkin
muncul dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu
cara untuk estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data
yang ada. Sampel yang digunakan harus baik dari segi kualitas dan
kuantitas. Sebagai contoh rata-rata penghasilan di perumahan A adalah Rp
25.500.000 yang didapatkan dari dua orang sampel dengan penghasilan
sampel X sebanyak Rp 50.000.000 dan sampel Y sebanyak 1.000.000.
Kesimpulan rata-rata dari perumahan berdasarkan operasi matematis sudah
benar namun pada kajian statistik dan kesimpulan tentu saja tidak benar.
Penambahan julah sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi
kesalahan analisis data.
2. Akurasi
Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan.
Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat
teoritik. Sifat dan karater dari sampel yang diambil terkadang tidak
sesuai dengan keadaan populasi karena pengaruh banyak hal. Peneliti
harus memiliki kemampuan untuk mengetahui secara detail karakter dari
setiap sampel yang digunakan dan disesuaikan dengan karakter dari
populasi.
Beberapa kasus mungkin saja mengurangi akurasi dari pengambilan sampel
seperti kasus penelitian terhadap pengaruh jam belajar di luar jam
sekolah di kabupaten A. Sebuah sekolah khusus seperti proyek pemerintah
atau boarding school tentu saja tidak boleh dimasukkan karena adanya
karakter yang berbeda dari populasi secara keseluruhan.
D. Ukuran Sampel
Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari
sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun
dalam penelitian yang bersifat psikologi seperti pada penelitian
pendidikan, Semakin besar jumlah akan menghasilkan data yang lebih
stabil. Selain dari karakteristik peneliti juga harus mempertimbangkan
jumlah data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis Statistik. Sebagai
contoh jika penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan dua
bua grouph dengan satu variabel pembanding, analisis yang dilakukan
untuk data yang terdistribusi normal adalah untuk distribusi t
mengharuskan minimal jumlah data terdiri dari 30 data karena kurang dari
itu tidak menghasilkan analisis yang baik dan tidak lebih dari 60 data.
Beberapa ahli memberikan gambaran mengenai jumlah sampel yang
berbeda-beda namun pertimbangan jenis dan bidang penelitian sebaiknya
dijadikan acuan untuk memilih ukuran sampel. Sebagai gambaran pendapat
beberapa ahli mengenai jumlah sampel
Gay dan Diehl (1992) pada kajian penelitian untuk kelas bisni dan
manajemen memberikan sara ukuran sampel minimal
Penelitian deskriptif, jumlah sampel minimum adalah 10% dari
populasi
Penelitian korelasi, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek
Penelitian kausal perbandingan, jumlah sampel minimum adalah 30
subjek per group
Penelitian eksperimental, jumlah sampel minimum adalah 15 subjek per
group
Frankel dan Wallen (1993) pada kajian penelitian evaluasi pendidikan
menyarankan
Penelitian deskriptif jumlah sampel minimum adalah 100 sampel
Penelitian jumlah sampel minimum adalah 50 sampel
Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30 sampel untuk setiap group
Penelitian eksperimental sebanyak 30 atau 15 per group
Roscoe, Ukuran sampel penelitian dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu :
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior,
dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah
tepat
Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),
ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam
penelitian
Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen
yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel
kecil antara 10 sampai dengan 20
Isaac dan Michael memberikan gambaran mengenai metode pengambilan sampel
disesuaikan dengan taraf signifikansi dari penelitian yakni 1%, 5%, dan
10%. Jumlah sampel sampel selanjutnya dihitung dengan persamaan
Keterangan:
Berdasarkan Slovin,ukuran sampel dapat ditentukan dengan
rumus :
keterangan :
Pertimbangan pengambilan sampel dikembalikan oleh peneliti dengan asumsi
terpenuhi karakteristik dari populasi, disesuaikan dengan jenis
statistik yang digunakan dan menggunakan jumlah sampel jenuh paling
sedikit.
E. Teknik Pengambilan Sampel atau Sampling
Teknik sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk
menentukan jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil
dari populasi yang dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan
karakter. Teknik sampling yang digunakan juga harus disesuaikan dengan
tujuan dari penelitian.
Populasi terdiri dari sekumpulan individu yang bersifat heterogen
terbatas. Ada banyak variasi variabel yang melekat pada masing-masing
individu. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal dari individu seperti halnya wilayah tempat tinggal, tingkat
pendidikan, budaya atau gaya hidup dalam suatu daerah tertentu.
Subjektifitas dari individu-individu yang memiliki sifat determinan yang
berulang pada populasi akhirnya membentuk karakter dari populasi secara
umum. Berdasarkan karakter ini, dapat disimpulkan bahwa pengambilan
sampel dari populasi tidak bisa dilakukan begitu saja namun dibutuhkan
suatu teknik agar sampel yang ditarik tetap representatif
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel atau sampling
adalah seluruh variabel yang berkaitan dengan penelitian. Unsur-unsur
khusus yang melekat pada pribadi tentu saja perlu diperhatikan karena
individu dengan kemampuan khusus dalam sampel akan membawa bias data dan
tentu saja mempengaruhi distribusi data yang ada. Kesesuaian
karakteristik daerah, tingkatan, dan juga kecenderungan khusus juga
perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik sampling yang sesuai
F. Jenis dan Metode Sampling
Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua (2)
kelompok, yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun
Probability sampling menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan Nonprobability sampling
menurut Sugiyono adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.
1) Probability sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah
mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan
telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok
unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun
jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :
a) Simple random sampling
Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode
penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu
sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang
sama untuk terpilih atau terambil.
Menurut Sugiyono (2001:57) dinyatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004:126)
menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat
dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak
terlalu besar. Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa
program S1 (unit sampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150 orang
dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara
undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.
Gambar 1. Teknik Simpel Random Sampling (Sugiyono, 2001: 58)
b) Proportionate stratified random sampling
Margono (2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berstrata. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional. Misalnya suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata.
Populasi berjumlah 100 orang diketahui bahwa 25 orang berpendidikan
SMA, 15 orang diploma, 30 orang S1, 15 orang S2 dan 15 orang S3. Jumlah
sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut dan
diambil secara proporsional.
c) Disproportionate stratified random sampling
Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3
orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang
lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat
orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu
terlalu kecil bila dibandingkan denan kelompok S1,
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Pengertian Teknik
Sampling(Pengambilan Sampel)
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2001: 56). (Margono, 2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representatif.Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Secara skematis, menurut (Sugiyono, 2001: 57) teknik sampling
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability sampling meliputi: simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified
random sampling, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball
sampling.
1. Probability Sampling
(Sugiyono, 2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini
meliputi:
a. Simple Random Sampling
Menurut (Sugiyono, 2001: 57) dinyatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Margono, 2004: 126)
menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian
setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh
peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik
ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu
populasi tidak terlalu besar. Misal, populasi terdiri dari 500 orang
mahasiswa program S1 (unit tampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak
150 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara
undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.
b.Proportionate Stratified Random Sampling
(Margono, 2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Menurut (Sugiyono, 2001: 58) teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen. Dan berstrata
secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST =
900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi
strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah
sampel.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
(Sugiyono, 2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3
orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang
lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat
orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu
terlalu kecil bila dibandingkan denan kelompok S1, SMU dan SMP.
d. Cluste Sampling (Area Sampling)
Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut (Margono, 2004:
127), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu
ataucluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
(Sugiyono, 2001: 59) memberikan contoh, di Indonesia terdapat
27 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 10 propinsi, maka
pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu
diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka
pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.
Contoh lainnya dikemukakan oleh (Margono, 2004: 127). Ia mencotohkan
bila penelitian dilakukan terhadap populai pelajar SMU di suatu kota.
Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua pelajar-pelajar, tetapi
pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar